Senin, 29 Oktober 2007

KESEHATAN WANITA: SIKLUS HAID

KESEHATAN WANITA


SIKLUS HAID

Haid (Menstruasi)

1. Peristiwa Haid pertama disebut MENARCHE.
2. Tjd pd usia 12-13 thn. Lama haid 4-6 hari.
3. Lama perdarahan tdk kurang dr 1 hari & tdk lebih dr 9 hari.
4. Perdarahan melalui vagina pd hari ke 27-35 siklus & lamanya 1 hari, hrs dipikirkan tjd kehamilan.
5. Perdarahan tjd krn implantasi & disebut "Placental sign"
6. Banyak darah haid per hari 25-60 cc.
7. Darah haid berisi fragmen2 endometrium & darah.
8. Perdarahan mula2 lambat krn berasal dr vena, kemudian bila arteri2 tererosi perdarahan mjd lebih deras.
9. Darah haid mula2 membeku, kemudian mencair kembali krn aktivitas fibrino lysis.
10. Yg menginduksi pembekuan darah: tromboplastin pd jaringan endometrium, aktivator yg merubah plasminogen mjd plasmin.
11. Penyebab "low iron storage" pd wanita haid:
- Wanita haid tjd kehilangan 12-29 mg Fe pd setiap kali haid / 0.4 - 1 mg Fe per hari.
- Wanita haid mengalami kehilangan 0.6 mg per hari lebih banyak drpd pria atau wanita tdk haid.

Lamanya siklus haid

1. Hakekatnya siklus haid regular.
2. Interval siklus dan lama siklus haid tiap wanita berbeda. Namun tdk berhubungan dgn infertilitas.
3. Variasi normal 21-40 hari.

Masa klimakterium & menopause

1. Menopause berarti haid berhenti
2. Mensis berhenti pd usia 45-50 thn.
3. Menopause didahului o/ masa klimakterium, yaitu saat di mana haid tdk teratur (climactericrung of a ladder)


SIKLUS OVARIUM

Asal usul sel telur & folikel
1. 3 minggu konsepsi, sel benih (germ cell) tdpt pd epitel yolk sac dekat allantois yg sedang terbentuk.
2. Sel benih bermigrasi ke jaringan ikat hind gut & kemudian ke bakal gonad.
3. Di ovarium melalui pembelahan mitosis. Pd ovarium janin berusia 2 bulan didapati 600.000 oogonia. Janin usia 5 bulan tdpt 6.800.000 oogonia.
4. Sesudah 5 bulan tjd degenerasi oogonia, shg bayi lahir pd ovarium tdpt 2 juta oogonia. Degenerasi sel telur berlangsung sesudah lahir & saat puber tinggal 400.000 oogonia.
5. Tdk ada bukti terbentuk oogonia baru sesudah bayi lahir.
6. Setelah beberapa mitosis, oogonia berubah mjd oocyt.
7. Oocyt primer memasuki profase pembelahan meosis I, maka tdk terbentuk oocyt baru.

Folliculogenesis

1. Setelah pembentukan oocyt primer, epitel mengelilingi folikel primordial mjd selapis gepeng melingkari oocyt primer. Terbentuk foliker primer.
2. Epitel foliker selapis gepeng mjd kuboidal & berlapis.
3. Epitel mensekresi cairan folikuli yg akan berkumpul dlm Antrum folliculi.
4. Stroma ovarium di sekeliling folikel berdiferensiasi membentuk theca externa & theca interna.

Urutan kejadian berikutnya pd proses maturasi folikel:
1. Ukuran oocyt bertambah besar.
2. Sel granulosa membentuk lapisan disebut membran gramulosa.
3. Pembentukan zona pellucida. Zona Pellucida masih tdpt pd waktu telur yg sudah dibuahi mencapai endometrium uterus.
4. Vaskularisasi jaringan ikat theca interna.

Folliculostatin

1. Penemu: Marder, Channing, & Schwartz (1977)
2. Arti: substansi yg tdpt dalam cairan folikuli yg scr spesifik mengatur FSH.
3. Diduga disekresi o/ sel granulosa.
4. Mensupresi kadar FSH darah, dianggap identik dgn inhibin pd testis.

Folikel De Graaf

1. Penemu: De Graaf (1677)
2. Cumulus (Discus proligerous) = lapisan epitel folikuler (lapisan sel granulosa) pd Folikel De Graaf yg membtk bukit.
3. Theca interna & externa tipis.
4. Volum oocyt berlipat mjd 40 x, intinya hanya membesar 3 x, shg pertambahan besar folikel disebabkan akumulasi nutrien pd sitoplasma sel telur yolk granule.


OVULASI

1. Tjd pd hari 12-16 siklus Folikel De Graaf.
2. Diameter 10-12 mm.
3. Tempat dimana folikel menonjol ke permukaan ovarium disebut stigma, merupakan tunika albuginea cortex yg tipis & avaskuler.
4. Terlempar sel telur keluar dr folikel disebabkan:
- tekanan intra foliker bertambah,
- rupturnya stigma, merupakan locus minoris resistensi.

Tanda & Gejala Ovulasi

1. Mittelschmerz yaitu sensasi sakit di daerah abdominal bawah pd sisi ovarium yg berovulasi. Rasa sakit disebabkan o/ iritasi peritoneum o/ percikan darah & cairan folikel pd saat ruptur folikel.
2. Deteksi adanya ovulasi: mengukur suhu basal wanita bersangkutan. Dokumentasi suhu basal menunjukkan shift grafik suhu basal dr kurve suhu rendah (masa folikuler) mjd suhu tinggi (permulaan fase sekresi), perubahan suhu menetap. Kenaikan suhu basal disebabkan o/ efek termogenik progesterone.

Beberapa tes lain u/ diagnostik ovulasi:
1. Viskositas getah cervix saat ovulasi mjd berkurang, shg bila ditarik akan mjd benang panjang elastik tdk terputus (spina barkeit).
2. Getah cervix bila diletakkan pd kaca gelas akan mengering & memberikan gambaran "ferning" atau arbozation. Perubahan tjd selama fase folikuler & max pd masa ovulasi.
3. Melakukan biopsi endometrium u/ memeriksa adanya fase sekresi. Merupakan bukti kuat siklus tsb ovulatoir.
4. Mengukur kadar plasma progesterone. Kadar progesterone tinggi menyokong ovulasi.

Pembentukan Corpus Luteum

A. Proliferasi
1. Pasca ovulasi, dinding folikel mengerut, ruangan bekas antrum terisi darah.
2. Theca interna berinvaginasi, pembuluh darah bervasodilatasi.
3. Endotel pembuluh menyusup ke lapisan granulosa & ruang bekas antrum.
4. K cell (o/ Hertig, 1964) yaitu sel2 theca yg bermigrasi ke bagian sentral koagulum di ruangan bekas antrum. Mempunyai sitoplasma homogen, sgt asidofil.

B. Vaskularisasi
1. Ruangan bekas antrum terisi darah mulai di organisasi.
2. Koagulum berada di ruangan bekas antrum berwarna abu2 pucat, disusupi fibroblast, belum tampak kapiler, tdpt fokus2 perdarahan kecil2.
3. Lapisan sel granulesa tampak pembuluh darah berdilatasi.

C. Maturasi
1. Sel K mendominasi massa corpus luteum, mengandung lipid & fosfatase alkali.
2. Sel2 lutein mengalami vakuolisasi di bagian perifer sitoplasma, menandakan sel tsb sdg aktif.
3. Vakuolisasi sitoplasma pd sel theca lutein > sel granulosa lutein.
4. Corpus luteum mature diameter 1-3 cm memenuhi 1/3 ovarium. Warna corpus luteum mature kuning terang.

D. Regresi
1. Mulai hari ke 23 siklus mens corpus luteum berdegenerasi.
2. Koagulum sentral mengalami obliterasi mjd jaringan ikat, prigmen2 darah difagosit o/ lekosit, proliferasi kapiler terhenti.
3. Inti sel granulosa lutein memucat, vakuolisasi berkurang, tjd akumulasi lemak pd sel2.
4. Sel2 theca lutein tampak mengelompok.
5. Inti2 sel K mjd hiperkromatis, batas sel sukar dilihat.
6. Pd masa regresi, corpus luteum kehilangan masa lemak (lipid staining material) scr progresif.
7. Regresi corpus luteum berlangsung sampai haid tjd.
8. Bila ada kehamilan, regresi tertunda atas pengaruh chorionic gonadotrophin.

Corpus luteum pd kehamilan (o/ Hertig, 1964)

1. Tanda2 dini corpus luteum kehamilan:
a. Tjd hyperplasia cepat pd corpus luteum pd hari ke 23-28 siklus.
b. Sel K bertambah jumlahnya.
c. Tdk tampak perubahan regresif yg sehrsnya tjd saat pre-haid.
2. Corpus luteum kehamilan menghasilkan steroid hormone, mensekresi Relaxin (Frederick Hisaw,1926)

Pembentukan Corpus Albicans

1. Sel Lutein berdegenerasi akan diresorpsi dgn cepat.
2. Struktur albicans menyerupai jaringan ikat stroma sekitar corpus luteum yg degeneratif.
3. Potongan melintang corpus albicans tampak putih pucat spt jaringan parut.
4. Sel2 stroma mengivasi massa corpus albicans & membagi corpus albicans mjd massa hyalin yg kecil & akan diresorpsi scr lengkap.


SIKLUS ENDOMETRIUM

A. Fase Proliferasi awal
1. Endometrium tipis & tebal < 2 mm.
2. Kelenjar berbentuk tubulosa, lurus2, lumen masih sempit.
3. Epitel kelenjar torak rendah, inti letak dibasal.
4. Pd stratum basalis, sel2 stroma padat, inti relatif kecil2, aspek inti gelap.
5. Pd stratum fungsionale, sel2 stroma lebih jarang, inti besar & bulat bentuknya.

B. Fase Proliferasi Akhir
1. Aktivitas kelenjar berupa mitosis epitel kelenjar tampak mulai hari ke-5 s/d 2-3 hari pasca ovulasi.
2. Penebalan endometrium pd fase ini disebabkan hiperplasia kelenjar & penambahan substansia dasar stroma.
3. Stroma pd lapisan yg terpisah agak jauh.
4. Stroma endometrium di lapisan bawah bersifat lebih kompak, kelenjar2 mengelompok, berkelok2.
5. Epitel kelenjar makin lama makin torak tinggi & pd saat ovulasi, epitel mjd epitel bertingkat.
6. Lama fase: 1 s/d 3 minggu.

C. Fase Sekresi Awal
1. Tebal endometrium berkurang krn tjd kehilangan cairan.
2. Dibedakan 3 zona endometrium:
- str basalis: stroma di atas myometrium
- str compactum: stroma di bawah permukaan superfisial endometrium
- str spongiosa: stroma di antara str basalid & compactum
3. Stroma str basalis memperlihatkan sedikit perubahan selama siklus haid. Pd epitel kelenjar dpt terlihat mitosis sel epitel.
4. Stroma str spongiosa hanya sedikit, tdpt diantara kelenjar berkelok2 dgn lumen lebar.
5. Str compactum: kelenjar berbtk lurus2, lumen sempit, terisi sekret.
6. Penebalan endometrium tjd krn edema stroma & penambahan masa endometrium.

D. Fase Sekresi Akhir
1. Endometrium sgt vaskuler, banyak mengandung glikogen, ideal u/ implantasi sel telur yg sudah dibuahi.
2. Sel stroma (sekitar pembuluh darah) mengalami reaksi desidua, mjd hipertrofi 1 minggu pasca evaluasi endometrium uterus sdh mencapai tebal 5-6 mm, & perubahan2 sektetorius sdh max.
3. Karakteristik u/ fase sekresi: pertumbuhan spiral artery (coiled aretry).
4. Pd minggu I siklus haid, arteriole mencapai pertengahan tebal endometrium shg ketika bagian distal mencapai lapisan permukaan endometrium, arteri sudah sgt berkelok.

Fase Premenstruasi

1. 2-3 hari sblm haid
2. Sesuai dgn regresi corpus luteum.
3. Kadar progesteron & estrogen menurun.
4. Perubahan histologik yg penting: infiltrasi stroma o/ Felymorphonuclear leukocyte & mononuclear leukocyte.
5. Gambaran stroma mirip proses peradangan (pseudo inflamasi).
6. Pd lapisan superfisial tjd desintegrasi anyaman retikuler stroma.
7. Tebal endometrium berkurang disebabkan kehilangan cairan jaringannya & berkurangnya sekresi.

Iskemi endometrium

1. Penemu: Markee (1940)  menginvokulasikan jar endomet pd mata monyet.
2. Berkurangnya tebal endomet, spiral artery bertambah kelok2, makin irreguler. Tdpt 2 fenomena vaskuler yg berbeda:
1) 1-5 hari sblm mens, sirkulasi arteriole spiralis melambat  tjd keadaan statis yg relatif. Arteriole berdilatasi.
2) Periode vasokonstriksi (4-24 jam).
- belum tjd extravakasi darah
- krn vasokonstriksi A. spiralis, lapisan superfisial endomet tampak pucat, anemik. Stlh fase konstriksi, A. Spiralis berdilatasi lagi & tjd perdarahan pd arteri cabang arteri.
Kejadian di atas tjd berulang2:
vasokonstriksi  dilatasi  hemorraghia subepielial  membtk hematoma di lapisan superfisial endomet  rupturnya lapisan atas endomet  jaringan endomet rusak dilepas bersama darah sbg darah haid. Fragmen jaringan endomet dapat dikenali pd darah haid meskipun tjd autolysis  perdarahan berhenti bila arteri spiralis mengalami vasokonstriksi  permukaan endomet tertutup o/ epitel yg tumbuh dr sisa epitel kelenjar.
3. Mclennan & Rydell (1965): regenerasi permukaan endomet dilakukan o/ sisa kelenjar lap spongiosa.

Perubahan berat badan waktu mens

1. 30% wanita mengalami kenaikan berat badan 1 - 3 pound, tjd pd fase promenstruasi & kemudian akan kehilangan sebanyak jumlah yg sama saat mensis.
2. Akibat pengaruh fisiologis dari hormon steroid.
3. Tdk ada bukti perubahan pd total body water slm siklus haid.

Dating dr endometrium

1. Prediksi keadaan endometrium dgn kriteria histologik.
2. Day by day dating dr fase proliferasi tdk akurat krn lama fase proliferasi tiap wanita bervariasi.
3. Dating fase sekresi lebih bagus shg bila diberikaan sediaan biopsi endomet dpt di "date" dgn tepat, sampel diambil pd hari ke berapa dr siklus haid.
4. Noyes, Hertig, Rock (1950) : membuat dating endomet dr hari ke hari siklus haid yg tjd selama siklus ovarium hypothetical 28 hari:

Tidak ada komentar: